Kebersamaan

Kebersamaan

Senin, 16 Maret 2015

WISATA SEJARAH UNIK DI BENTENG VAN DER WIJCK, GOMBONG


WISATA SEJARAH UNIK DI BENTENG VAN DER WIJCK, GOMBONg


Benteng ini adalah benteng pertahanan Hindia-Belanda yang dibangun sekitar abad ke 19. Terletak di Kota GombongKabupaten KebumenJawa Tengah, kira-kira 300 m dari jalan raya Kebumen – Yogyakarta, benteng ini adalah salah satu obyek wisata menarik di Jalur Pantai Selatan. Nama Van Der Wijck sendiri berasal dari nama komandan pada saat itu yang karirnya cukup cemerlang dalam membungkam perlawanan rakyat Aceh. Pada awal didirikan, benteng ini diberi nama Fort Cochius (Benteng Cochius) dari nama salah seorang Jenderal Belanda Frans David Cochius (1787-1876) yang pernah ditugaskan di daerah Bagelen (salah wilayah karesidenan Kedu).

Tulisan Benteng Van Der Wijck Gombong, tepat di pintu masuk benteng


Dengan luas mencapai 3606 m2 dan tinggi 9,67 m, warna merah yang mendominasi menjadikan benteng ini tampak mencolok dibanding bangunan-bangunan kuno di sekelilingnya. Benteng ini memiliki 16 barak dengan ukuran 7,5 x 11 m2. Kompleks bangunan di sekitar Benteng Van der Wicjk adalah barak militer yang awalnya digunakan untuk meredam kekuatan pasukan Pangeran Diponegoro. Karena kehebatan beliau yang juga didukung pemimpin-pemimpin lokal di selatan Jawa, Belanda menerapkan taktik benteng stelsel yaitu pembangunan benteng di lokasi yang sudah dikuasainya. Tujuannya jelas, untuk memperkuat pertahanan sekaligus mempersempit ruang gerak musuh, terutama di karesidenan Kedu Selatan. Benteng ini didirikan atas prakarsa Jenderal Van den Bosch. Pada jaman penjajahan Jepang, kompleks benteng ini menjadi tempat pelatihan prajurit PETA.

Tampak depan Benteng Van Der Wijk Gombong yang didominasi warna merah
Tampak depan Benteng Van Der Wicjk Gombong yang didominasi warna merah

Kini, kompleks benteng ini menjadi Sekolah Calon Tamtama dan barak militer TNI AD. Ada pula bangunan yang difungsikan sebagai hotel dan ruangan serba guna. Namun bukan hanya itu saja, benteng ini juga menjadi obyek wisata andalan daerah Gombong dan sekitarnya. Tak Cuma sekedar benteng tua, kini pihak pengelola juga melengkapi obyek wisata ini dengan taman bermain anak seperti kincir putar, perahu angsa, mobil-mobilan dll. Selain itu, pihak pengelola juga menyediakan kereta mini yang mengangkut pengunjung dari pintu gerbang utama menuju benteng yang memang jaraknya agak jauh. Ada pula patung dinosaurus raksasa yang pastinya membuat anak-anak menjadi senang dan gembira. Tak ketinggalan warung-warung makan yang beragam menambah semarak obyek wisata Benteng Van der Wijck.

7 Pesona Alam Dataran Tinggi Dieng

7 Pesona Alam Dataran Tinggi Dieng

Negeri di atas awan. Surga tersembunyi di Pulau Jawa. Dua kalimat inilah yang sering ditujukan untuk menggambarkan keindahan Dataran Tinggi Dieng. Bagi para pencinta alam, Anda wajib memasukkan Dataran Tinggi Dieng ke daftar tempat yang wajib Anda kunjungi. Nah, berikut tujuh tempat di Dieng yang sudah terkenal karena keindahannya.

1. Telaga Warna

Telaga Warna
Telaga Warna
Daya tarik dari Telaga Warna ini tentunya adalah warnanya. Sekali waktu Anda bisa melihat telaga ini berwarna hijau, di waktu yang lain menjadi warna kuning, pink, biru, dan warna-warna pelangi. Fenomena ini dapat terjadi karena air di telaga ini memiliki kandungan sulfur (belerang) yang cukup tinggi. Saat tertimpa cahaya matahari, air di Telaga Warna akan terlihat berwarna-warni. Telaga Warna ini dikelilingi oleh bukit-bukit tinggi yang menambah pesona keindahannya. Waktu terbaik untuk mengunjungi Telaga Warna adalah pagi hingga siang hari. Di sore hari, kabut kerap kali turun sehingga menghalangi pemandangan indah Telaga Warna. Telaga Warna berlokasi di Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

2. Bukit Sikunir

Bukit Sikunir
Bukit Sikunir
Bukit Sikunir adalah salah satu lokasi terbaik di dunia untuk melihatsunrise, walaupun belum setenar Bromo. Para wisatawan dapat melakukan trekking di jalan setapak yang cukup berbatu untuk mencapai puncak Bukit Sikunir. Demi keamanan sebaiknya Anda menggunakan pemandu saat mendaki Bukit Sikunir. Apalagi karena di sisi kiri jalan terdapat jurang yang cukup dalam. Suhu udara yang berkisar 10 – 15 derajat Celcius juga menjadi tantangan tersendiri. Namun segala perjuangan ini dijamin akan terbayar saat kita menyaksikan langit yang kuning keemasan saat matahari terbit. Waktu yang paling tepat untuk melihat matahari terbit di Bukit Sikunir adalah pada musim kemarau sekitar bulan Juli-Agustus.

3. Kawah Sikidang

Kawah Sikidang
Kawah Sikidang
Konon, kawah ini memiliki hobi berpindah-pindah tempat. Kawah Sikidang adalah adalah salah satu kawah vulkanik yang masih aktif hingga saat ini. Hijaunya alam Dieng serta-merta lenyap saat Anda memasuki kawasan Kawah Sikidang ini, berganti dengan hamparan tanah tandus. Pengunjung harus berhati-hati saat mengunjungi Kawah Sikidang. Lubang bekas kawah terdapat di mana-mana, di beberapa tempat tanahnya basah dengan air yang bergolak mendidih. Tanah-tanah ini sangat berbahaya bila terinjak karena kita bisa terperosok. Dan di ujung kompleks, sebuah kolam besar dengan air yang bercampur lumpur abu-abu terus menggelegak dan mengepulkan asap putih.

Kawah Ijen, Tambang Belerang Tradisional

Kawah Ijen, Tambang Belerang Tradisional

Kawah Ijen










Keterangan Umum
Nama                           :    G. Ijen
Nama Lain               :    Gunung Kawah Ijen
Nama Kawah            :    Kawah Ijen
Lokasi                         :    Koordinat/ Geografi :  8°03,5’LS dan 114°14,5′ BT. Secara administratif termasuk  Kecamatan Licin, Sempol, Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso.
Ketinggian              :    Tepi kawah 2386 m dan Danau Kawah 2145 m
Kota Terdekat         :    33 km dari Banyuwangi
Tipe Gunungapi      :    Strato
Pos Pengamatan    :   Terletak di Kampung Pangsungsari, Licin, Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Geografi 08°08,812′ LS dan 114°15,426′ BT.
Elevasi di atas muka laut    :    2443 m
Jalur Tempuh
Untuk mencapai Kawah Ijen dapat ditempuh dengan dua cara yaitu dari utara dan dari selatan.
1. Versi Wana Wisata
2. Versi Departemen Kehutanan
Versi Wana Wisata
a. Lewat jalan utara
Dari Situbondo menuju Sempol (Bondowoso) lewat Wonosari kemudian dilanjutkan ke Paltuding yang dapat dicapai dengan kendaraan bermotor roda dua atau roda empat. Jarak Situbondo sampai Paltuding adalah 93 km dan kondisi jalan sampai Paltuding boleh dikatakan sangat bagus sehingga dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam.
b. Lewat jalan selatan
Dari Banyuwangi menuju Licin yang berjarak sekitar 15 km, yang dapat dilewati dengan kendaraan bermotor roda dua atau empat selama sekitar 30 menit. Dari Licin menuju Paltuding yang berjarak sekitar 18 km perjalanan dapat diteruskan dengan kendaraan bermotor terutama jenis jeep double gardan karena sekitar 6 km sebelum sampai di Paltuding melewati jalan yang dinamakan tanjakan erek-erek yang berupa belokan berbentuk S dan sekaligus menanjak, perjalanan memerlukan waktu sekitar satu jam, karena jalanan sering rusak oleh air hujan maupun dilewati truk  pengangkut Belerang setiap hari.
Dari Paltuding ke Kawah yang berjarak 3 km ditempuh dengan berjalan kaki melewati pondok Pengairan/pondok Irigasi sekitar 90 menit. Lewat utara dengan kendaraan roda empat atau dua.
23 km                        55 km                   15 km
Situbondo  ————–>  Wonosari —————>Sempol  ————–> Paltuding
30 menit                       90 menit                 30 menit
Lewat selatan dengan kendaraan roda dua atau empat :
15 menit                   18 km
Banyuwangi  ——————-> Licin   ——————–> Paltuding
30 menit                        60 menit
Versi Departemen Kehutanan
Untuk mencapai lokasi Taman Kawah Ijen dari ibukota Propinsi (Surabaya) dapat ditempuh melalui 2 pintu masuk yaitu melalui kota Banyuwangi dan Bondowoso sebagai berikut:
  • Surabaya – Banyuwangi (mobil/bus/kereta api/297 km) – licin (mobil/15km) – Jambu (mobil/3 km) – Banyulinu (mobil/12 km) – Taman Wisata Kawah Ijen (jalan kaki/9 km).
  • Surabaya – Bondowoso (mobil/bus/196 km) – Banyupait (mobil/14 km) – Paltuding (mobil/4km) – Taman Wisata Taman Ijen (jalan kaki/13 km).
Keunikan dan Informasi
Pemandangan spektakular pada ketinggian 30,000ft dari jendela sebelah kiri pesawat Surabaya-Denpasar melahirkan sebuah pertanyaan tentang lokasi sebuah danau berwarna hijau tosca di ketinggian 2,000-an meter. Danau tsb sepertinya berada didalam kawah dengan dinding kaldera setinggi 300-500m. Sebuah puncak gunung menjulang berada disampingnya. Asap putih yang mengepul dari salah satu kawahnya membumbung tinggi ke udara, menjadikannya kontras dengan lingkungan sekitarnya yang berwarna hijau jade.
Kawah tsb. ternyata bernama kawah Ijen, terletak di Banyuwangi, Jawa Timur. Spot ini pernah dipublikasikan dan terkenal di Perancis melalui tayangan Ushuwaia Adventure yang memperlihatkan Nicolai Hulot sang-penjelajah, duduk diatas perahu karet bercerita ttg asal-usul danau Ijen dengan derajat keasaman nol, memiliki kedalaman 200 meter dan volume hampir 40 juta meter kubik, salah satu danau kawah terbesar didunia. Keasamannya cukup kuat untuk melarutkan pakaian dan jari jemari. Pandangan bird view kamera helikopter itu kemudian beralih ke tepi kaldera yang memperlihatkan penambang2 kawah ijen sedang berjuang mendaki memikul puluhan kilogram muatannya.